ORDER NOW!!!!!

BATIK RUMENTA
Anda dapat memesannya di toko yang berada :
Jl. Pengok Kidul NO.1060A, Yogyakarta
atau melalui contact person:
Telp :(0274)556835 / 085726842314
atau email : rumentamaria@yahoo.com

Jumat, 30 April 2010

PRODUK KAIN BATIK








Kain Batik Cap
Harga: Rp. 55.000
Berat : 0.0 kg
Ukuran lebar 100 cm, panjang 200 cm. Batik cap, model lawasan.



Kain Batik Cap Kombinasi
Harga: Rp. 120.000
Berat : 0.2 kg
Ukuran lebar 100 cm, panjang 200 cm.
Batik Kombinasi (Cap + Tulis).
Kain Primisima.




Kain Batik Tulis
Harga: Rp. 140.000
Berat : 0.3 kg
Ukuran lebar 110 cm, panjang 200 cm.
Batik tulis, kain primisima.


Kain Batik Tulis
Harga: Rp. 200.000
Berat : 0.3 kg
Ukuran lebar 100 cm, panjang 240 cm.
Batik tulis, kain primisima.

Batik dan Kimono Menyatukan Indonesia dan Jepang

Photo Flipbook Slideshow Maker
Glitterfy.com - Photo Flipbooks


Batik dan kimono kiranya sanggup menalikan Indonesia dan Jepang karena kedua kain itu merupakan kebanggaan sekaligus identitas masing-masing negara.

Karena pertalian itu pula, pameran bertajuk Indonesia-Jepang: Jalinan Dua Negara, Mengangkat Tradisi Warisan Leluhur digelar di Museum Tekstil, di Jalan Aipda K Sasuit Tubun, Jakarta, tanggal 7-13 Desember 2009.

Sejumlah koleksi batik dan kimono dipamerkan di ruang utama. Batik yang dipajang mulai kain panjang pagi-sore pekalongan, batik keraton, sampai aneka rancangan batik masa kini dari sejumlah desainer ternama Indonesia.

Batik yang dipajang sebagian sudah tua. Koleksi keraton yang ditampilkan ada yang diciptakan pada abad ke-17 atau pada masa Sultan Agung, seperti batik yang dikenal dengan nama Semen Huk. Batik motif semen yang juga bermotif non-geometris ini merupakan akulturasi budaya Jawa, Hindu, serta Islam.

Kain panjang pagi-sore pekalongan, misalnya, kerap dipakai ibu-ibu di pesisir pantai utara pada era penjajahan dulu. Kain dengan dua motif ini bisa dipakai untuk pagi dan sore hari dengan gambar yang berbeda. Motif ini menjadi solusi yang baik di tengah zaman yang sulit sekitar tahun 1940.

Jepang juga tidak kalah eksotik. Beragam koleksi kimono serta teknik pembuatan kain dipamerkan. Aneka kimono itu ada yang khusus digunakan untuk perempuan yang masih lajang dan ada yang dipakai saat pernikahan. Motif pada kimono membedakan peruntukan penggunaan kimono itu. Kimono dibuat dengan beragam teknik, seperti tenun, border, dan lukis.

Teknik pembuatan kain dari serat pisang juga sudah dikenal sekitar abad ke-13 di Okinawa dan sering disebut Basho-fu. Kain serat pisang ini digunakan untuk pelbagai kebutuhan, termasuk untuk sarung bantal.

Ada pula sekitar 70 potong kain tenunan seperti lurik yang dikenal dengan sebutan Shimagara. Teknik tenunan ini sudah berusia puluhan tahun.

Ada juga sebuah hiasan dinding di atas kain sutra berukuran 6,5 meter x 3 meter, dibuat dengan teknik semacam jumputan. Hiasan bertajuk Bunga Sakura di Malam Hari yang Diterangi Cahaya Obor itu menggambarkan dahan pohon sakura dilihat dari bawah pohon. Karya lain diberi judul Gozan, menggambarkan pegunungan dengan bulan di antaranya. Keduanya merupakan koleksi Kyoto Shibori Kougeikan.

Saling memperkaya

Guru besar Fakultas Ilmu Politik dan Ekonomi Kokushikan University Jepang, Masakatsu Tozu, mengatakan, pameran ini memperkaya khazanah tekstil di dunia. ”Silakan saja pengunjung belajar seluruh motif, teknik, dan gagasan dari batik atau kimono yang dipamerkan. Siapa tahu ada motif baru yang lahir dari percampuran batik dan kimono ini,” tutur Tozu.

Masyarakat Jepang, menurut Tozu, amat mengenal batik. Ia mengaku punya koleksi 3.500 potong kain batik, bahkan sudah terbiasa memakai batik dalam kesehariannya.

Percampuran batik terlihat pada obi—ikat pinggang untuk kimono. Sejumlah motif batik digoreskan pada obi. Karena itu, eksplorasi batik dan kimono masih terbuka lebar. Apalagi, batik telah dikukuhkan sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Kebendaan oleh UNESCO, 2 Oktober silam. Pengukuhan ini, memperkuat pengakuan batik Indonesia di seantero sedunia.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Museum Tekstil Indra Riawan mengakui, pelaksanaan pameran ini sebagai kelanjutan dari pengukuhan batik sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Kebendaan. (Agnes Rita Sulistyawaty)

PRODUK & PRICE LIST HEM PRIa


Hem Batik Tulis Burung Bangau
SKU : HBAT14
Hem batik ini terbuat dari kain katun primis halus yang nyaman dan adem untuk dikenakan, dengan metode pembuatan secara tradisional tulis tangan.
Spesifikasi :
1. Kain katun primis kualitas ekspor yang halus dan adem
2. Jahitan halus dan rapi
3. Warna Hitam
Harga Eceran : Rp. 99.000,00




Hem Batik Tulis Liris
SKU : hbat11
Hem batik ini terbuat dari kain katun primis halus yang nyaman dan adem untuk dikenakan, dengan metode pembuatan secara tradisional tulis tangan.
Spesifikasi :
1. Kain katun primis halus dan adem
2. Jahitan halus
3. Warna Hitam
Harga Eceran : Rp. 99.000,00




Hem Batik Tulis Burung
SKU : hbat10
Hem batik ini terbuat dari kain katun primis halus yang nyaman dan adem untuk dikenakan, dengan metode pembuatan secara tradisional tulis tangan.
Spesifikasi :
1. Kain katun halus dan adem
2. Jahitan halus
3. Warna Hitam
Harga Eceran : Rp. 99.000,00



Hem Batik Tulis Naga
SKU : hbat05
Hem batik tulis halus ini terbuat dari kain katun primis halus yang nyaman dan adem untuk dikenakan, dengan metode pembuatan secara tradisional tulis tangan.
Spesifikasi :
1. Kain katun primis kualitas ekspor yang halus dan adem
2. Jahitan halus dan rapi
3. Warna Hitam
Harga Eceran : Rp. 99.000,00





Hem Batik Tulis Merak
SKU : HBAT02
Hem batik ini terbuat dari kain katun primis halus yang nyaman dan adem untuk dikenakan, dengan metode pembuatan secara tradisional tulis tangan.
Spesifikasi :
1. Kain katun halus dan adem
2. Jahitan halus
3. Warna Hitam
Harga Eceran : Rp. 99.000,00

PRODUK & PRICE LIST

blus kelelawar tali pekalongan

Rp 95.000

blus jumbo motif parang

Rp.50.000

blus batik kelelawar mega mendung

Rp 85.000

gaun sania WA

Rp 100.000

gaun raisa WA

Rp 85.000


gaun renata WA

Rp 85.000

Blus tiara WA

Rp 95.000

blus safa

Rp 85.000


blus kelelawar WA


Rp 95.000


blus amanda WA


Kamis, 29 April 2010

Batik Mega Mendung



Hampir di seluruh wilayah Jawa memiliki kekayaan budaya batik yang khas. tentu saja ada daerah-daerah yang lebih menonjol seperti Solo, Yogya, dan Pekalongan. tetapi kekayaan seni batik daerah Cirebon juga tidak kalah dibanding kota-kota lainnya.
Menurut sejarahnya, di daerah cirebon terdapat pelabuhan yang ramai disinggahi berbagai pendatang dari dalam maupun luar negri. Salah satu pendatang yang cukup berpengaruh adalah pendatang dari Cina yang membawa kepercayaan dan seni dari negerinya.
Dalam Sejarah diterangkan bahwa Sunan Gunung Jati yang mengembangkan ajaran Islam di daerah Cirebon menikah dengan seorang putri Cina Bernama Ong TIe. Istri beliau ini sangat menaruh perhatian pada bidang seni, khususnya keramik. Motif-motif pada keramik yang dibawa dari negeri cina ini akhirnya mempengaruhi motif-motif batik hingga terjadi perpaduan antara kebudayaan Cirebon-Cina.
Salah satu motif yang paling terkenal dari daerah Cirebon adalah batik Mega Mendung atau Awan-awanan. Pada motif ini dapat dilihat baik dalam bentuk maupun warnanya bergaya selera cina.
Motif mega mendung melambangkan pembawa hujan yang di nanti-natikan sebagai pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai biru muda hingg biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan, pemberi penghidupan, sedangkan warna biru muda melambangkan semakin cerahnya
kehidupan.

Sejarah Batik Indonesia



Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.

Perkembangan Batik di Indonesia
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Proses pembuatan batik
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.